Sebuah Pantai Yang Belum Banyak Di Kunjungi
Pantai Doreng berada dalam wilayah pemerintah Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur. pantai berpasir putih ini terletak di pantai selatan Kabupaten Sikka atau pulau flores (kota maumere terletek di pesisir pantai utara). hamparan laut sawu yang luas dan membentang didepannya sangat indah.
Nama Doreng sendiri dalam penuturan masyarakat setempat kepada kami berasal dari nama seorang pantai asal Flores Timur bernama Doren yang pernah mampir dikampung ini. sedang versi lain mengatakan berasal dari bahasa setempat doreng yang artinya menggantung. ini berhubungan dengan cerita tentang salib besar yang pernah ditancapkan di pantai Doreng. salib itu kini telah tiada, konon salib Watu Crus dipantai dulunya pernah ada dipantai Doreng.
Cerita ini masih berkaitan dengan keberadaan dua misionaris khatolik asal portugis jaman dulu yang kini makamnya telah diketemukan oleh masyarakat sekitar. Makam tersebut berdekatan dengan pantai Doreng. Ada dua rute menuju pantai Doreng. Pertama bisa melewati jalur atau atau rute kewapante. dari kota maumere, rute ini agak kejauhan . Rute kedua bisa melewati Desa Waipare. Rute Waipare berdekatan dengan kota maumere. kedua rute yang berada di lintasan jalan raya menuju arah timur menuju kabupaten Sikka inilah yang mengawali perjalanan menuju pantai Doreng. kata orang, rute waipare medannya lumayan lebih baik daripada menggunakan rute kewapante. kami ingin membuktikannya dengan melewati kedua rute. keberangkatan kami pertama kali akan melewati rute kewapante, pulangnya melewati rute Waipare.
Setelah melewati medan yang lumayan berat akhirnya kami melewati kawasan berpasir putih, Pantai Doreng. disinilah mobil yang kami tumpangi bertambah oleh kiri-kanan dengan kecepatan yang sangat pelan, maklum ruas jalan yang kami lewati rusak berat.
‘’kami ingin pemerintah memperhatikan desa kami, kenapa jalan tak pernah diperbaiki ?’’, demikian penuturan seorang warga Doreng ketika kami melakukan tatap muka dengan warga Nen Bura dikantor desa setempat.
Bapak camat Doreng mengatakan bahwa untik tahun anggaran ini rencana diperbaiki jalan yang rusak telah masuk dalam agenda pemerintah. Ya, inilah akses menuju pantai Doreng. jika tidak ada perhatian, niscaya pantai Doreng Cuma tinggal cerita karena akses menuju pantai indah ini membuat yang ingin berkunjung mengurungkan niatnya, kecuali ia memiliki ketabahan yang lumayan.
Pantai Doreng
paparan pantai indah ini langsung dari ketinggian. Dari sini kita bisa menikmati riak-riak gelombang dengan buih-buih ombaknya yang saling berebutan menuju bibir pantai. perasaan lega memenuhi dada kami. rasa bete dan capek dalam perjalanan terobati dengan kompensasi yang lumayan . jika saja ada investor yang mau membangun tempat-tempat penginapan di ketinngian maupun dipesisir pantai dengan didukung promosi dari pemerintah daerah, jelas akan banyak wisatawan yang akan berkunjung kesini. Langsung atau tidak kehidupan ekonomi masyarakat setempat akan terangkat. yang penting adalah akses jalan yang rusak segera diperbaiki. Memang disini tak ada sama sekali penginapan . apalagi warung-warung makan. singkat kata belum terjemah kehidupan modern. masyarakat desa masih mengandalkan hasil bumi perkebunan untuk menopang kehidupan meraka. Suasana alamiah sangat terasa ketika berada dikawasan ini. Kami tak bosan-bosan mengabdikan panorama alam pantai Doreng. selain kami tak ada satupun pengunjung atau wisatawan yang berada dipantai Doreng. kami merasa kami yang memiliki pantai indah ini. panjang pantai berpasir putih ini sekitar 4 km (empat kilometer). kedua ujung pantai ini memiliki hamparan pasir hitam alias pasir besi. batu-batu hitam mengkilap terlihat disekitar bagian bawah tebing. Sesekali ombak-ombak besar menghantam batu-batu ini , pecah berantakan buihnya yang menjulang tinggi. Alamiah.
lebar pantai pasir putih sangat lumayan. Bahkan pasir putih ini melebar sampai ke pemukiman rumah warga dan jalan sekitar. Melihat kami datang beberapa anak kecil datang mendekati kami dengan senyum yang ramah . sepanjang pemotretan mereka mendampingi kami dan tak sungkan-sungkan membantu ala kadarnya.
Di Desa Nen Bura (pasir putih) kita juga bisa membawa oleh-oleh souvenir cantik yang di buat oleh ibu-ibu. Souvenir dalam bentuk asbak,boneka-boneka kecil dan lain-lain di buat dengan menggunakan siput atau karang dan pasir besi yang di ambil dari pantai doreng, kelihatannya cantik dan bisa di bawa pulang sebagai oleh-oleh.
Setelah berlama –lama di pantai doreng , kami mulai merasa capek luar biasa ,pak camat yang mendampingi kami sepanjang pemotretan juga mengalami keadaan yang sama.di bawah rindangan pepohonan pantai kami mengusir kepenatan dengan menjelajahi panorama pantai dengan mata indah yang kami miliki.
Sumber: www.inimaumere.com
Sampai Ketemu Lagi di Cerita Yang Selanjutnya Sobat Traveller
Tidak ada komentar :
Posting Komentar